DOMAIN AFEKTIF
Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan
dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau penolakan
suatu obyek dlam kegiatan belajar mengajar. Dengan mengikuti pendapat
Krathwohl, aspek-aspek yang terkandung daam ranah afektif terdiri dari
minat (interest), sikap (attitude), nilai (value), apresiasi (appreciation),
penyesuaian (adjustment). Masing-masing aspek tersebut muncul pada diri siswa
tidak sejelas seperti dalam ranah kognitif artinya dalam ranah kognitif aspek
yang satu merupakan syarat mutlak bagi aspek yang lain sedangkan dalam ranah
afektif tidaklah demikian, tetapi masing-masing aspek saling tumpang tindih.
Kartwohl &
Bloom (Dimyati & Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001) membagi ranah
afektif menjadi 5 kategori yaitu :
♦ Receiving/Attending/Penerimaan
Kategori ini merupakan tingkat afektif yang
terendah yang meliputi penerimaan masalah, situasi, gejala, nilai dan keyakinan
secara pasif.Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn atau
stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik. Hal ini dapat
dicontohkan dengan sikap peserta didik ketika mendengarkan penjelasan pendidik
dengan seksama dimana mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan
kepada mereka danmereka memiliki kemauan untuk menggabungkan diri atau
mengidentifikasi diri dengan nilai itu.
Pada taraf
pertama ini berhubungan dengan kepekaan siswa terhadap fenomena-fenomena dan
rangsangan dari luar seperti masalah, gejala, situasi, dll. Dalam proses
belajar mengajar, taraf ini berhubungan dengan menimbulkan, mempertahankan dan
mengarahkan perhatian siswa. Yaitu kesadaran akan fenomena, kesediaan menerima
fenomena dan perhatian yang terkontrol atau terseleksi terhadap fenomena.
Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : memilih,
mempertanyakan, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, dan meminati.
♦ Responding/Menanggapi
Kategori ini berkenaan dengan jawaban dan
kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan
nilai-nilai yang dianut masyarakat. Atau dapat pula dikatakan bahwa menanggapi
adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk
mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya
dengan salah satu cara. Hal ini dapat dicontohkan dengan menyerahkan laporan
tugas tepat pada waktunya.
Pada taraf
kedua ini siswa sudah memberikan respon terhadap sebuah fenomena. Respon ini
tidak hanya memperhatikan sebuah fenomena tetapi siswa sudah memiliki motivasi
yang cukup terhadap fenomena. Dalam kegiatan belajar mengajar terlihat adanya
kemauan siswa untuk menjawan pertanyaan guru, atau kepuasan dalam menjawab
(misalnya membaca buku untuk kegembiraan). Jadi dalam
taraf ini bertalian dengan partisipasi siswa dalam sebuah fenomena.
Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : menjawab, membantu,
mengajukan, mengompromi, menyenangi, menyambut, mendukung, menyetujui,
menampilkan, melaporkan, memilih, mengatakan, memilah, dan menolak.
♦ Valuing/Penilaian
Kategori ini berkenaan dengan memberikan nilai,
penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu.
Peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan akan tetapi
berkemampuan pula untuk menilai fenomena itu baik atau buruk. Hal ini dapat
dicontohkan dengan bersikap jujur dalam kegiatan belajar mengajar serta
bertanggungjawab terhadap segala hal selama proses pembelajaran.
Pada taraf ini, siswa sudah menghayati nilai-nilai tertentu.
Hal ini terlihat pada perilaku siswa mulai dari penerimaan sebuah nilai, latar
belakang atau pengalaman unutk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai.
Jadi pada taraf ini tingkah laku siswa sangat konsisten dan tetap sehingga
dapat memiliki keyakinan tertentu.
Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengasumsikan,
meyakini, melengkapi, meyakinkan, memperjelas, memprakarsai, mengundang,
menggabungkan, mengusulkan, menekankan, dan menyumbang.
♦ Organization/Organisasi/Mengelola
Kategori ini meliputi konseptualisasi nilai-nilai
menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.
Hal ini dapat dicontohkan dengan kemampuan menimbang akibat positif dan negatif
dari suatu kemajuan sains terhadap kehidupan manusia.
Tingkatan
ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda, memecahkan konflik
di antara nilai-nilai itu dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten
secara internal
Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : menganut, mengubah,
menata, mengklasifikasikan, mengombinasi, mempertahankan, membangun, membentuk
pendapat, memadukan, mengelola, menegosiasikan, dan merembuk.
♦ Characterization/Karakteristik
Kategori ini berkenaan dengan keterpaduan semua
sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunya. Proses internalisais nilai menempati urutan tertinggi
dalam hierarki nilai. Hal ini dicontohkan dengan bersedianya mengubah pendapat
jika ada bukti yang tidak mendukung pendapatnya.
Pada taraf ini disebut sebagai tahap internalisasi artinya suatu sistem nilai sudah terbentuk dalam diri individu dan mengontrol tingkah lakunya dalam waktu yang lama sehingga membentuk karakteristik "pola/pandangan hidup". Dengan melihat klasifikasi ranah afektif di atas, maka tampak bahwa aspek-aspek afektif satu sama lain dapat terjadi dalam proses yang sama sehingga untuk mengetahui aspek-aspeknya, berlandaskan pada proses yang sama pula. Sebagai contoh konkret aspek penyesuaian ternyata dapat muncul pada setiap proses kecuali pada proses penerimaan (receiving).
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengubah perilaku, berakhlak mulia, mempengaruhi, mendengarkan,
mengkualifikasi, melayani, menunjukkan, membuktikan dan memecahkan.
Tabel
Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek Afektif
|
Tingkat
|
Contoh kegiatan pembelajaran
|
|
Penerimaan (Receiving)
|
Arti : Kepekaan (keinginan menerima/memperhatikan)
terhadap fenomena/stimult menunjukkan perhatian terkontrol dan terseleksi
Contoh kegiatan belajar :
-sering mendengarkan musik
– senang membaca puisi
– senang mengerjakan soal matematik
– ingin menonton sesuatu
– senang menyanyikan lagu
|
|
Responsi (Responding)
|
Arti : menunjukkan perhatian aktif melakukan sesuatu
dengan/tentang fenomena setuju, ingin, puas meresponsi (mendengar)
Contoh kegiatan belajar :
a. mentaati
aturan
b. mengerjakan
tugas
c. mengungkapkan
perasaan
d. menanggapi
pendapat
e. meminta
maaf atas kesalahan
f.
mendamaikan orang yang bertengkar
g. menunjukkan
empati
h. menulis
puisi
i.
melakukan renung
j.
melakukan introspeksi
|
|
Acuan Nilai
( Valuing)
|
Arti : Menunjukkan konsistensi perilaku yang
mengandung nilai, termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang
pasti
Tingkatan : menerima, lebih menyukai, dan
menunjukkan komitmen terhadap suatu nilai
Contoh Kegiatan Belajar :
·
mengapresiasi seni
·
menghargai peran
·
menunjukkan perhatian
·
menunjukkan alasan
·
mengoleksi kaset lagu, novel, atau barang antik
·
menunjukkan simpati kepada korban pelanggaran HAM
·
menjelaskan alasan senang membaca novel
|
|
Organisasi
|
Arti : mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke
dalam suatu sistem menentukan saling hubungan antar nilai memantapkan suatu
nilai yang dominan dan diterima di mana-mana memantapkan suatu nilaimyang
dominan dan diterima di mana2
Tingkatan : konseptualisasi suatu nilai, organisasi
suatu sistem nilai
Contoh kegiatan belajar :
·
rajin, tepat waktu
·
berdisiplin diri mandiri dalam bekerja secara
independen
·
objektif dalam memecahkan masalah
·
mempertahankan pola hidup sehat
·
menilai masih pada fasilitas umum dan mengajukan
saran perbaikan
·
menyarankan pemecahan masalah HAM
·
menilai kebiasaan konsumsi
·
mendiskusikan cara-cara menyelesaikan konflik antar-
teman
|
Contoh nilai-nilai afektif yang sudah terinternalisasi di dalam diri saya :
1. Kebiasaan mencuci piring sehabis makan
2. Sholat 5 waktu yang merupakan kewajiban saya.
3. Mematikan alat-alat elektronik jika tidak dipakai.
4. Berangkat ke kampus lebih awal supaya tidak telat.
5. Menghormati orang yang lebih tua.
6. Menyapa/Memberi senyum bila bertemu orang yang dikenal di jalan.