Kamis, 17 Agustus 2017

Peran Mahasiwa Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Indonesia



Peran Mahasiswa dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia


Mahasiswa, ada kata Maha di depan kata Siswa. Menjadi mahasiswa berarti mempunyai tanggung jawab yang lebih terhadap perannya sebagai Agent of Change. Masyarakat selalu mengharapkan gerakan atau perubahan yang dibawa oleh mahasiswa. Karena faktanya, aspirasi dari mahasiswa atau pemuda bangsa, lebih didengar dan dipercaya oleh pemerintah dan masyarakat. Karena mahasiswa merupakan seseorang yang telah tumbuh dewasa, sedang dalam masa produktif, masih kuat secara fisik, serta memiliki pendidikan yang karena telah menyelesaikan jenjang pendidikan formal sampai masuk ke perguruan tinggi.

Namun, sebagai mahasiswa jangan sampai melupakan tanggung jawabnya di kampus. Belajar yang tekun dapat menambah wawasan serta kemampuan diri mahasiswa. Sehingga diharapkan muncul pergerakan-pergerakan mahasiswa yang intelektual, berpendidikan, namun tetap bermanfaat dan tepat guna bagi masyarakat.

Pendidikan sangat penting dalam pembangunan suatu negara. Baik itu pendidikan forma, nonformal, maupun informal. Namun realitanya sekarang mutu pendidikan di Indonesia masih sangat rendah bila dibandingkan dengan negara lain. Mungkin ada beberapa ynag sudah memiliki pendidikan yang layak, bahkan sangat bagus. Namun dibalik itu, masih ada banyak anak-anak yang putus sekolah disebabkan kekurangan biaya.

Pendidikan gratis di Indonesia hanya menjadi program pemerintah belaka. Namanya saja gratis, tapi tetap masih ada anggaran yang harus dibayar, pajak bangunan, fasilitas, dan lain sebagainya. Anggaran pendidikan di APDN hanya 8%, terlihat minim bila dibandingkan dengan jatah anggaran pembayaran hutang negara yang mencapai 25%. Tanpa ada dana yang cukup, tentu sekolah tidak mau menanggung biayanya yang pasti tidak sedikit. Padahal, di negara-negara Eropa, pendidikan murah bahkan gratis sudah terwujud.

Tidak hanya kepedulian dan perhatian dari pemerintah yang diperlukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Namun kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan pun diperlukan. Tidak sedikit anak-anak di daerah Indonesia yang disuruh bekerja oleh orang tuanya, walaupun masih kecil, demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Ini karena orang tua tersebut belum sadar akan pentingnya pendidikan bagi kesuksesan anak mereka. Banyak anak kecil yang sudah bekerja menjadi pengemis, pengamen, penjual koran, dan pekerjaan apapun yang membahayakan jiwa dan fisik mereka. Seharusnya di umur tersebut, mereka sedang menjadi pelajar untuk mempersiapkan mimpi-mimpi mereka. Kita tidak tahu akan jadi apa mereka nanti, apakah presidan atau seorang pemimpin yang akan menyelesaikan permasalahan di Indonesia.

Pemerintah kurang peduli, masyarakat belum sadar, maka saatnyalah dibutuhkan peran mahasiswa sebagai penggerak serta pencetus perubahan. Mahasiswa dapat melakukan aksi langsung untuk ‘menyentil’ pemerintah tentang permasalahan pendidikan yang semakin besar sampai saat ini. Sudah banyak aksi pergerakan yang dilakukan mahasiswa guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Seperti contohnya MAPAN. Komunits MAPAN ini merupakan Komunitas Mahasiswa Peduli Pendidikan dari BEM Universitas Riau. Kegiatannya yaitu mengajar anak jalanan yang belum sempat merasakan sekolah. Secara tidak langsung, komunitas tersebut membawa pesan untuk lebih memperhatikan keadaan pendidikan di Indonesia saat ini. Selain itu juga mengajak mahasiswa untuk melakukan pergerakan secara langsung ke masyarakat. Bila kita lihat, masing-masing Universitas atau Institut sudah mempunyai program pergerakan yang sama, yaitu mengajar. Bahkan mahasiswa yang berasal dari satu daerah pun sudah melakukannya di daerahnya masing-masing.

Setelah melihat fakta-fakta tersebut ada suatu gagasan visi yang terlintas di pikiran. Yaitu menciptakan suatu pemimpin yang menintegrasikan komunitas-komunitas mahasiswa yang peduli dangan pendidikan di Indonesia. Dengan begitu, diharapkan adasatu visi bersama yang akan dicapai. Yaitu pendidikan yang merata bagi anak-anak di seluruh Indonesia. Merata ini bukan dalam arti memiliki kurikulum atau pengajarannya sama. Pelajaran wajibnya tetap ada, namun cara penyampaiannya disesuaikan dengan karakter lingkungannya masing-masing. Contohnya mengajar anak jalanan, mengajar mereka tidak bisa dengan menyuruh mereka duduk manis untuk mendengarkan gurunya berbicara. Kegiatan sehari-hari mereka membiasakan mereka untuk bergerak dinamis dan di luar ruangan. Jadi bisa dilakukan dengan belajar outdoor seperti di taman, dan juga diperbanyak permainan serta simulasinya agar mereka tidak bosan untuk belajar. Untuk daerah -daerah pelosok, pasti ada yang kekurangan sumber daya manusianya, karena sedikit warganya yang menjadi mahasiswa. Dengan ini kita bisa memanfaatkan sarjana-sarjana yang sedang menganggur untuk mengajar disini. tentunya setelah didiklat terlebih dahulu. Jadi, selain meningkatkan mutu pendidikan, juga mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.


Nama : Yoga Pangestu

NIM : 1101617103           

Prodi : Teknologi Pendidikan